Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi online atau e-commerce di Indonesia selalu meningkat. Oleh karena itu, sistem perdagangan ini diprediksi memiliki masa depan yang cerah, dan marketplace merupakan salah satu pemain terbesar dalam bisnis e-commerce di Indonesia. Jadi, apa itu marketplace ?
Dilansir dari situs resmi katadata, pada tahun 2014 nilai transaksi perdagangan online di Indonesia hanya Rp. 25,1 triliun, kemudian pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp. 108,4 triliun, dan angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Aktivitas jual beli online ini memang menjadi trend baru sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu penggunanya mungkin adalah Anda.
Salah satu dari sekian banyak platform yang banyak digunakan orang untuk berdagang secara online adalah marketplace. Namun, sudahkah kita memahami arti sebenarnya dari marketplace itu sendiri ?
Atau, mungkin Anda salah satu pengguna marketplace tapi tidak terlalu paham apa itu marketplace ? Apa saja jenis-jenis marketplace ? Jadi apa perbedaan antara marketplace dan toko online biasa ? Semua pertanyaan tersebut akan dibahas bersama dalam artikel ini.
Apa Itu Marketplace ?
Pada dasarnya, marketplace adalah perantara yang menampung penjual dan pembeli di dunia maya. Situs marketplace akan bertindak seperti pihak ketiga dalam transaksi online dengan menyediakan fitur penjualan dan fasilitas pembayaran yang aman. Marketplace sendiri bisa diartikan sebagai online department store.
Jenis-Jenis Marketplace
Secara umum ada dua jenis marketplace yaitu marketplace murni dan juga marketplace konsinyasi, berikut penjelasannya.
Marketplace Murni
Sistem kerjasama yang dilakukan di marketplace murni terjadi ketika situs marketplace menyediakan fitur jual beli kios, lengkap dengan fasilitas pembayaran. Penjual yang bekerjasama di dalamnya akan diberikan banyak keleluasaan dibandingkan dengan sistem konsinyasi.
Setiap penjual wajib memberikan deskripsi dan foto produk mereka sendiri. Selain itu, penjual juga dapat menerima penawaran harga yang dilakukan oleh pembeli. Jadi sebelum pembeli melakukan pembayaran, pembeli dapat melakukan penawaran harga kepada penjual.
Setelah mendapatkan harga yang sesuai antara kedua belah pihak, pembeli dapat mengirimkan sejumlah uang yang telah disediakan oleh marketplace.
Beberapa contoh marketplace yang terkenal dengan kerjasama jenis ini adalah Tokopedia, BliBli, Bukalapak, Elevenia, dan Blanja. Sedangkan beberapa contoh marketplace luar negeri yang terkenal di Indonesia adalah Shopee, Lazada, JD.id, Amazon dan Rakuten.
Marketplace Konsinyasi
Jenis kerjasama yang dilakukan di marketplace konsinyasi lebih seperti pengiriman barang. Jadi, jika penjual ingin bekerjasama dengan situs marketplace ini, maka penjual hanya perlu memberikan detail informasi produk dan produknya ke marketplace. Beberapa marketplace yang menyediakan kerjasama konsinyasi jenis ini adalah Zalora dan Berrybenka.
Nantinya, situs marketplace akan mengurus semua penjualan produk, mulai dari foto produk, gudang, pengiriman barang, hingga fasilitas pembayaran. Jenis kerjasama ini sangat berbeda dengan kerjasama sebelumnya, karena pada kerjasama jenis ini pembeli tidak dapat melakukan penawaran karena semua harga dan alur sudah diatur dan ditangani oleh situs marketplace.
Contoh Marketplace Ternama
Saat ini persaingan pasar di Indonesia sangat ketat. Banyak sekali pemain baru dan pemain lama yang berlomba-lomba mendapatkan konsumen di Indonesia. Marketplace di bawah ini adalah lima contoh marketplace besar di Indonesia yang termasuk dalam tipe pure marketplace, agar jangkauan pasar kita lebih banyak dan sangat beragam.
Tokopedia
Didirikan oleh William Tanuwijaya pada Februari 2009, Tokopedia adalah salah satu marketplace yang paling lama beroperasi di Indonesia. Marketplace ini bahkan mendapat predikat sebagai marketplace terbesar dengan jumlah pengunjung per bulan sebanyak 137,2 juta orang.
Selain itu, Tokopedia juga masuk dalam kategori salah satu startup unicorn Indonesia yang artinya valuasi Tokopedia sudah mencapai lebih dari 1 Miliar Dollar.
Bukalapak
Posisi kedua dipegang oleh Bukalapak yang sama-sama memiliki judul startup unicorn seperti Tokopedia. Bukalapak didirikan oleh Ahmad Zaky pada tahun 2010 di Bandung, Jawa Barat. Sejauh ini, marketplace Bukalapak berhasil mengumpulkan 115,2 juta pengunjung bulanan di awal tahun 2019.
Shopee
Shopee merupakan marketplace dari Singapura, marketplace ini telah memperluas pasar Asia Tenggara sejak tahun 2015, termasuk Indonesia. Setelah empat tahun berekspansi, akhirnya Shopee berhasil menduduki posisi marketplace terbesar ketiga di Indonesia.
Kunjungan bulanan ke situs marketplace ini menyentuh hampir 75 juta dalam satu bulan. Marketplace yang tergabung dalam SEA Group ini mampu mencuri perhatian publik Indonesia dengan berbagai kampanye iklan yang kreatif, termasuk melibatkan selebriti Korea Selatan, yaitu Blackpink.
Lazada
Sepertinya Lazada mulai kesulitan menghadapi persaingan dengan marketplace lain. Meski pada 2018 marketplace ini banyak dikunjungi pengunjung, namun pada 2019 tahun lalu Lazada hanya mampu menempati peringkat keempat dengan 52 juta pengunjung per bulan.
BliBli
BliBli adalah marketplace yang dibuat oleh PT Global Digital Niaga, anak perusahaan Djarum. Marketplace ini mampu menempati peringkat kelima dengan 32,6 juta pengunjung setiap bulannya.
BONUS : Jadi, Apa Perbedaan Marketplace dengan Online Shop
Sebagian besar dari Anda juga pasti sudah sering mendengar kata online shop atau toko online, lalu apakah platformnya sama?
Tentu jawabannya tidak sama, mereka adalah dua bentuk platform yang berbeda. Perbedaannya terletak pada perantara.
Marketplace adalah perantara yang menghubungkan penjual dengan pembeli. Sedangkan toko online tidak membutuhkan perantara sama sekali. Penjual akan langsung menjual penjualan di platformnya sendiri, jadi tidak perlu ada perantara sama sekali.
Berjualan dengan platform toko online akan menuntut Anda untuk lebih mandiri. Anda harus membuat website, mengelola pemasaran dengan bantuan media sosial, dan berhubungan langsung dengan pelanggan.
Namun, mengelola website toko online sendiri juga memiliki banyak keuntungan, apalagi jika Anda sudah memiliki brand awareness. Saat ini, banyak merek sukses telah membangun toko online sendiri.
Selain itu, keuntungan lain yang akan Anda rasakan ketika mengelola website toko online itu sendiri adalah :
- Toko online Anda akan mendapatkan kepercayaan lebih di mata pelanggan. Berdasarkan penelitian dari Verisign, 84% pelanggan lebih mempercayai toko online yang memiliki situs resmi daripada yang hanya menjual di media sosial.
- Toko online Anda akan lebih mudah ditampilkan di mesin pencari google. Ini sangat penting karena 81% pelanggan selalu melakukan riset menggunakan mesin pencari terlebih dahulu sebelum benar-benar bermanfaat.
- Minimalkan sifat ketergantungan dengan pihak lain, karena Anda akan belajar mempelajari dan mengelola website Anda sendiri, bukan website orang lain.
- Jika Anda mengembangkan merek Anda, maka situs web adalah persyaratan yang paling penting.
-
Anda akan memiliki pusat toko yang dapat Anda kendalikan sepenuhnya. Jadi, jika sewaktu-waktu ada masalah tertentu di marketplace, maka Anda tidak akan bingung karena Anda sudah memiliki toko online sendiri.
Kesimpulan
Jadi pada dasarnya, marketplace adalah platform perantara yang bertugas menghubungkan pembeli dan penjual. Sedangkan toko online adalah situs pribadi milik perusahaan yang penjualannya dilakukan tanpa perantara.
Setiap penjual atau perusahaan dapat membuat toko online sendiri sebagai bentuk platform yang digunakan untuk menjual produknya secara langsung kepada pembeli.
Jadi, perbedaan antara kedua platform ini adalah tersedia atau tidaknya peran perantara.